Sejarah Karinding
Karinding konon alat musik yang telah digunakan karuhun Sunda sejak
dahulu kala. Alat musik ini terbuat dari pelepah kawung atau bambu
berukuran 20 x 1 cm yang dipotong menjadi tiga bagian yaitu bagian jarum
tempat keluarnya nada (disebut cecet ucing atau ekor kucing), pembatas
jarum, dan bagian ujung yang disebut panenggeul (pemukul). Jika bagian
panenggeul dipukul, maka bagian jarum akan bergetar dan ketika
dirapatkan ke rongga mulut, maka akan menghasilkan bunyi yang khas.
Bunyi tersebut bisa diatur tergantung bentuk rongga mulut, kedalaman
resonansi, tutup buka kerongkongan, atau hembusan dan tarikan napas.
Jenis bahan dan jenis disain karinding menunjukan perbedaan usia,
tempat, jenis kelamin pemakai. Karinding yang menyerupai susuk sanggul
dibuat untuk perempuan, sedang yang laki-laki menggunakan pelapah kawung
dengan ukuran lebih pendek, agar bisa disimpan di tempat tembakau.